Minggu, 15 November 2009

SELALU ADA DISKRIMINASI

Hidup ini nggak akan mungkin bisa lepas dari diskriminasi. Segala bentuk diskriminasi: kesukuan, ras, agama, jenis kelamin, jabatan, dan hal-hal lain, mewarnai kehidupan manusia. Dalam konteks ini, diskriminasi terjadi di tempat parkir.

Anda merasa berjenis kelamin perempuan? Kalo iya, Anda punya kesempatan parkir di LT 3 kalo kebetulan mampir ke Menara Jamsostek. Sebab, di LT 3, dikhususkan buat parkir pengemudi perempuan.

Memang nggak menjamin, yang parkir di LT 3 adalah perempuan, karena realitanya, banyak sopir-sopir berjenis kelamin laki-laki yang parkir di situ. Kongkalikong dengan Security di lantai itu kali. Iya sih, sopir-sopir itu habis mengantar Majikan yang berjenis kelamin Perempuan, tapi bukan berarti boleh pakir di LT 3 dong! Krn yang dimaksud khusus pengemudi perempuan, ya si perempuan mengemudi mobil, bukan dikemudikan sopir.

Anda punya duit banyak? Silahkan datang ke pihak gedung buat me-reserve tempat parkir berapapun Anda mau. Ini memang nggak bisa disalahkan. Pihak gedung tentu butuh duit yang pasti-pasti dan lebih besar dengan cara membiarkan orang me-reserve tempat parkir.

Anda punya jabatan tinggi? Direksi misalnya? Selamat! Anda pasti bisa mendapatkan lahan parkir yang aman dan nyaman.

Saudara-saudaraku sekalian, ukuran orang mau parkir bukan lagi siapa cepat, dia dapat, tapi sudah ada prioritas-prioritas yang nggak bisa diganggu gugat oleh Pengadilan sekalipun. Meski elo bangun pagi-pagi, datang jauh lebih awal dari orang-orang yang punya mobil ke sebuah gedung, tapi akan mengalami kekecewaan kalo lahan yang seharusnya bisa ditempati oleh kita udah di-reserve atau ditandai dengan stiker: khusus pengemudi perempuan atau khusus direksi.

Padahal kalo ukurannya adalah displin, mereka yang datang jauh lebih pagi dari jam kantor, harusnya bisa mendapatkan perlakuan yang luar biasa, ya nggak? Ukurannya bukan duit atau jabatan, tapi kedisiplinan.

Berbeda kalo konteks diskriminasi kalo ditujukan pada orang cacat atau orang jompo. Nah, kalo mereka yang cacat atau jompo kudu diberikan reserve, tempat duduk didahulukan, dan aneka fasilitas. Dan hal tersebut menurut gue bukan diskriminasi, tapi memang harus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar