Jumat, 13 November 2009

CAR FREE DAY

Entah kenapa tiap menanti Car Free Day, gw kayak mau ereksi. Tahu dong kalo orang lagi ereksi? Ngebet melakukan sesuatu gaga-gara ada yang membuatnya terangsang. Nah, ereksinya gw memang rada aneh. Setiap hari yang terbayang di benak gw, bisa bebas bersepeda ria di jalan protokoler kayak Sudirman dan Thamrin. Kalo dianalogikan, kondisi gw tersebut mirip kayak lagu Krisdayanti: “Menghitung Hari”.

Memang bener, tiap hari yang ada di otak gw, pengen buru-buru main sepeda di jalan raya yang biasa terjadi titik kemacetan. Gw membayangkan, ketika di saat weekdays Manusia-Manusia menikmati traffic jam dengan kendaraan bermotor milik mereka, di Car Free Day alias Hari Bebas Kendaraan Bermotor, gw dan teman-teman menikmati mengayuh sepeda. Enjoy banget deh, Cong! Gw nikmati banget Minggu pagi ini, dimana ereksi udah tersalurkan di Car Free Day today...

“Jalanan serasa milik berdua...”



Gw bersyukur banget punya Gubernur dan Pemerintah yang peduli sama para Praktisi Bersepeda kayak gw. Kenapa? Memang udah saatnya (meski sebenarnya rada telat, but better late than never, kan?) orang-orang yang peduli lingkungan dinomorsatukan. Segala kendaraan bermotor, entah itu mobil apalagi motor mulai sering-sering dibatasi berada ke jalan. Dengan begitu, mereka lebih memilih naik sepeda ke kantor dan naik kendaraan umum.

“Kalo nggak begitu kapan lagi, Cong?”

Membuat Pemilik kendaraan bermotor terdesak, sehingga mereka beralih ke sepeda atau bus, bukan perbuatan dosa. Meski saat ini Pemerintah Pusat maupun Daerah bingung soal pembatasan jumlah kendaraan, buat gw Car Free Day menjadi salah satu solusi awal. Soalnya kalo menunggu alternatif mengurangi kemacetan, nggak akan selesai-selesai. Percaya dong? Coba bayangkan, program 3 in 1 yang udah berlangsung selama 5 tahun, belum cukup efektif mengurangi kendaraan. Habis, masih banyak “kebocoran” di program 3 in 1 ini, Cong!

“Kebocoran”?

Yang terjadi di lapangan, Polisi selalu dikibuli. Mereka si Pemilik kendaraan yang masuk ke lokasi 3 in 1 itu banyak yang menggunakan Joki. Tahu kan Joki? Mereka yang menjual jasa pada Pemilik kendaraan yang nggak membawa Penumpang 3 orang. Joki ini dibayar sesuai jarak. Kadang Rp 5.000, kadang Rp 10.000. Padahal itikad diberlakukan 3 in 1 adalah agar Pemilik kendaraan bisa “beramal” dengan mengangkut rekan-rekan sekerjanya atau saudara-saudaranya yang kebetulan satu jalur, di jalur 3 in 1. Eh, kejadian di lapanganjustru malah sebaliknya, mengibuli Polisi. Si Pemilik cuma sendirian naik mobil, begitu mau melewati Sudirman atau Thamrin atau jalur 3 in 1, mereka mengangkut Joki. Dasar!

“Ironisnya, Joki-Joki 3 in1 itu berdiri di samping Komdak. Itu markas Polisi bukan?”

Begitulah Indonesia yang kita cintai ini. Kalo nggak Polisi yang dikibuli, ya rakyat yang dibohongi oleh elit-elit politik yang sekarang lagi sibuk berkoalisi. Nah, Car Free Day ini kayak-kayaknya nggak memungkinkan buat mengibuli Polisi, apalagi bohongin rakyat. Oleh karena ini, alangkah baiknya kalo Car Free Day nggak cuma berlangsung di hari Minggu aja. Tapi di weekdays pun ada baiknya diberlakukan. Kalo itu terjadi, prediksi gw para Pemilik kendaraan bermotor akan kapok. Soalnya jalur cepat cuma boleh dipergunakan oleh Pengguna sepeda atau mereka yang naik bus. Mereka yang membawa mobil, cuma boleh ada di jalur lambat.

Mungkinkah?

I really don’t know! Tapi gw berdoa semoga bisa kejadian. Elo gimana, Cong?! Kapan lagi nggak tergantung sama mobil atau motor? Let's riding bicycle!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar