Pesan Gubernur DKI Jakarta, Fawzi Bowo tersebut membakar semangat puluhan anggota Bike 2 Workers (B2Workers). Betapa tidak, pesan yang disampaikan dalam rangka ulang tahun B2W ke-4 di Balaikota, jalan Medan Merdeka beberapa waktu lalu, seolah menjadi ukuran komitmen. Biar mobil-mobil berseliweran atau motor-motor menyebalkan di jalan raya, sepeda kudu tetap dikayuh. What ever it takes!
Terkadang sebagai manusia, kita selalu anget-anget tahi ayam. Maksudnya, lagi suka mengayuh sepeda, kita pergi kerja dengan menggunakan sepeda. Eh, giliran udah frustrasi menghadapi “ujian” di jalan raya, entah itu sering disenggol motor, merasa cape, merasa nggak praktis, sepeda pun ditinggalkan. Padahal harusnya nggak perlu frustrasi kayak begitu.
Terus terang, gw belum menjadi B2Worker sejati. Masih murtad. Belum punya komitmen, mengayuh sepeda ke kantor setiap hari. Paling-paling dalam seminggu gw mengayuh 2 atau 3 hari. Apakah komitment gw payah? Mungkin iya, tapi gw pikir enggak, deh. Buat gw, biar cuma 2 hari atau 3 hari mengayuh, masih mending daripada enggak mencoba mengayuh sepeda ke kantor barang sehari pun.
Bagai sekrup kecil. Dianggap nggak berarti, tapi dibutuhkan. Begitulah diskripsi para pengayuh sepeda kayak gw saat ini. Kelihatannya belum aktif 100% menjadi B2Workers, tapi gw bangga bisa menjadi salah seorang yang mencoba “membersihkan” udara yang udah terpolusi ini, sebagaimana teman-teman gw yang udah komit B2W everyday. Harusnya kita bisa bersama-sama membersihkan udara di sekitar kita, agar anak-anak kita juga bisa merasakan udara bersih. Bukankah mereka juga berhak? Meninggalkan kendaraan bermotor dan mengayuh sepeda ke kantor beberapa hari dalam seminggu.
Namun sayang, banyak orang lebih memilih naik kendaraan pribadi setiap hari. Memilih bermacet-macetan di jalan raya. Memilih mengotori udara di sekitar kita. Apakah mereka salah? I don’t exactly! Mereka punya hak. Hak membeli kendaraan bermotor berapa pun jumlahnya, selagi punya banyak uang. Hak enggak memilih naik kendaraan umum, apalagi mengayuh sepeda. Alasan mereka, kendaraan umum nggak manusiawi, naik sepeda nggak praktis, dan beberapa alasan lain. Sekali lagi, mereka punya hak. Dan kita nggak bisa maksa orang-orang kayak begini. Hal inilah yang dikatakan Fawzi Bowo, kita masih punya pekerjaan rumah.
“Kita masih harus bekerja keras untuk meningkatkan peminat bersepeda,” ucap Gubernur yang akrab disapa Bang Foke ini.
Yap! Anggota B2W yang kini jumlahnya mencapai lebih dari 150 ribu orang ini memang masih harus terus mengajak beberapa orang agar berminat menjadi Pengayuh sepeda. Entah itu Pengayuh sepeda “harian” kayak gw, yang naik sepeda ke kantor cuma seminggu dua kali atau tiga kali. Atau Anda yang udah berani punya komitmen everyday B2W. Apapun keputusan Anda, sing penting punya komitmen meramaikan dunia bersepeda guna “menghijaukan” udara kota merupakan bentuk komitmen yang ruaarrr biasa! Sekadar info, ada teman saya di kantor yang mau menjual mobil Yaris-nya. Teman saya ini berniat nggak lagi pake mobil ke kantor, tapi mau mengayuh sepeda dari rumahnya di Duren Sawit ke Kawasan Industri Pulogadung. Terus terang saya exiting banget menunggu cerita selanjutnya tentang teman saya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar