Senin, 31 Mei 2010

WISATA KULINER SURABAYA part I: MENYUPUT ES KRIM ZANGRANDI YANG LEZAT

Kedai es krim ini mengingatkan saya pada kedai es krim Raguza yang ada di Jakarta. Yakni sebuah kedai es krim jadul yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Es krim Zangrandi berlokasi di Jl. Yos Sudarso, Surabaya. Tepatnya di samping Garden Palace Hotel. Kalo dari arah seberang, kedai ini persisi di depan kantor DPRD Jawa Timur yang dulu adalah bioskop.



Lokasi kedai es krim Zangrandi dulu dan kini.












Es krim ini didirikan sejak tahun 1930 oleh warga negara keturunan Italia bernama Renato Zangrandi. Nasib baik membuat bisnis Zangrandi tahun itu nggak diobok-obok Belanda, padahal saat itu Belanda masih banyak bercokol di Surabaya. Yang menyebabkan Zangrandi eksis, karena ternyata saat itu noni-noni Belanda ketagihan menyeruput es krim, dimana es krim yang dijadikan bersasal dari olahan tangan alias hand made, bukan buatan mesin.

Rupanya olahan tangan yang dibuat di kedai Zangrandi ini sesuai dengan lidah orang-orang Belanda. Walhasil, selama mereka bercokol di Surabaya, kedai ini tetap eksis.

Ketika zaman peralihan, orang-orang Belanda kerap melakukan meeting dengan pribumi di kedai ini. Sambil makan es krim, mereka ngomongin politik. Lucu juga ya? Politik dan es krim. Eh, rupanya lidah pribumi juga suka dengan es krim Zangrandi ini. Nggak heran sampai sekarang, meski sudah 80 tahun, kedai es krim Zangrandi tetap eksis.

Soal jenis es, ada bermacam-macam. Ada Chocolate Twinkle, Noodle Ice Cream, Soda Ice Cream, Avocado Fudge, Tropicana Fruit, Crispy basket, Zangrandi Pie, Horn, Macedonia, Royale Peach, Banana Split. Ada pula es krim dalam bentuk slices yaitu Tutti Frutti, Satay Ice Cream, Surabaya Moon, Pudding Ice Cream. Namun yang paling laris salah satunya Macedonia. Namanya berbau-bau Italia ya? Haha...yaiyalah kan dulu yang punya orang Italia. Oh iya, Macedonia ini punya banyak pilihan. Anda boleh pilih rasanya, misalnya rasa Kopyor, Raspberry, Strawberry, atau Vanilla. Kalo saya sukanya Vanilla plus Kopyor ditambah sedikit rhum. Muantabs!


Kursi jadulnya masih tetap dipertahankan.

Bentuk penyajian es krim Zangrandi ini unik baget. Bukan kayak es krim biasa yang dibiarkan membulat di gelas, tetapi dibentuk kayak huruf "V", sementara ceruknya yang ada di tengah jadi tempat rhum.

"Sejak married dan diajak ke kedai es krim ini, gw jadi ketagihan," kata Hughes, presenter beken itu. "Kebetulan es krim ini memang kesukaan suami gue sejak kecil."

Memang bener, Ghes, rasa es krim hand made ini nyumi banget!


Saya dan Hughes. Sama-sama ketagihan begitu merasakan kelezatan es krim hand made ini. Nyumi!

Selain cara pembuatan es krim yang hand made ini yang tetap dipertahankan, suasana ala Belanda pun tetap dilestarikan. Sejak berdiri sampai 2010 ini, kedai ini tetap mempertahankan bangunan Belanda yang artistik itu. Kursi-kursinya pun yang terbuat dari rotan, tetap dipertahankan keasliannya. Cuma warna kursinya saja yang diperbaharui, dari warna asli rotan kini diwarnai merah.

Kalo Anda menyempatkan diri mampir ke situ, paling asyik kalo sore menjelang malam. Apalagi pilih tempat duduk yang ada di pinggir pintu. Anda akan menikmati suasana sore, dimana matahari mulai terbenam, lampu-lampu jalan mulai menerangi jalan, sambil nyruput es Macedonia, widih mak nyos banget dan serasa jadi meneer-meneer dari Belanda.

Itu kalo Anda pilih menyruput es krim Zangrandi di lokasi aslinya, lho yang di jalan Yos Sudarso. Tetapi kalo yang di outlet lain, ya nggak begitu. Lho memangnya es krim Zangrandi ada outlet lain? Oleh karena kepopuleran serta kelezatan es krimnya, Zangrandi buka cabang di es krim Zangrandi juga mempunyai beberapa cabang di Surabaya, yaitu di Galaxy Mall, Tunjungan Plaza, Plaza Surabaya, Mall Atum, Pasar Atom, dan Bonnet Supermarket.

all photos copyright by Brill

EKSPEDISI JAWA TIMUR part I: MENGUNJUNGI GUNUNG PENANGGUGAN YANG NGGAK NGETOP

Di ujung pengabdian di tvOne, saya melakukan perjalanan bersama tim program Opini keliling Jawa Timur. Perjalanan ini saya sebut sebagai ekspedisi. Kenapa ekspedisi? Sebab bukan jalan-jalan biasa.

Oh iya, sebelum berpanjang lebar, saya kasih tahu dulu, program Opini adalah sebuah program variaty show yang tayang di tvOne setiap Senin sampai Jum'at. Salah satu segmen Opini adalah feature lokasi jalan-jalan di Indonesia maupun mancanegara.












Gunung Penanggugan dilihat dari pemukiman penduduk di Tretes.

Program ini dipandu oleh Farhan dan Indy Barends. Sebelumnya, Opini dipandu oleh Stany Agustaf dan Rahma Umaya. Sebelumnya lagi dipandu oleh Nico Siahaan dan Moza Pramita. Kok gonta-ganti host terus sih? Demi rating, bo!

Anyway, kebetulan ada teman baik saya yang menghadiahkan saya jalan-jalan ke Surabaya. Nah, luar biasanya, teman saya ini juga mengajak saya buat jalan-jalan ke beberapa lokasi di Jawa Timur. Inilah kesempatan emas buat saya melakukan jalan-jalan yang nggak biasa, dimana selanjutnya saya sebut sebagai sebuah ekspedisi.

Ekspedisi pertama di Jawa Timur saya lakukan ke Gunung Penanggugan. Terus terang saya dan tim belum pernah mendengar, apalagi mendekat ke Gunung ini. Harap maklum, gunung ini "nggak ngetop". Coba saja Anda cari di Wikipedia, nama Gunung ini pasti nggak muncul. Kasihan banget nggak sih?

Selama ini, saya cuma mendengar Gunung Bromo atau Gunung Semeru. Maklumlah kedua Gunung ini cukup ngetop, salah satunya ya karena tinggi. Kalo Gunung Bromo tingginya mencapai 2.192 meter di bawah permukaan laut (dpl), Gunung Semeru lebih tinggi lagi yakni 3.676 meter dpl.

Gunung Penanggugan terletak di antara wilayah Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasundan, Jawa Timur. Dahulu gunung ini adalah gunung berapi. Ketinggian Gunung Penanggugan memang nggak setinggi Gunung Bromo atau Gunung Semeru yang dianggap Gunung tertinggi di Jawa. Gunung Penanggugan tingginya cuma 1653 meter dpl.

Keunikian guning ini di puncaknya dikelilingi oleh delapan anak gunung. Ke-8 anak gunung tersebut letaknya berselang-seling, yang terdiri dari 4 anak gunung yang lebih tinggi seperti Gunung Kemucup (1238 m dpl), Gunung Sarahklapa (1235 m dpl), Gunung Bekel (1260 m dpl), dan Gunung Gajah Mungkur (1089 m dpl). Sementara ke-4 anak gunung ang lebih rendah, yakni Gunung Wangi (987 m dpl), Gunung Bende (1015 m dpl), Gunung Jambe (745 m dpl), dan Gunung Gambir (588 m dpl).

Penelitian arkeoogi di Gunung Penanggugan dimulai pada tahun 1900. Kisahnya ketika warga keturunan Belanda Broekvelt menemukan benda purbakala di Selokelir di tahun itu. Limabelas tahun kemudian, M Leydie Melville mengunjungi wilayah Gunung Penanggugan yang masih “perawan”. Di Gunung tersebut, Melville menemukan kembali benda purbakala, kali ini sebuah bangunan kuno, sebuah arca, batu-batuan bertulis, dan batu-batu umpak.















Saya dengan background Gunung Penanggugan.

Pada tahun 1921, De Vink mengunjugi daerah Gunung Bekel yang kelak diketahui memiliki ketinggian 1260 m dpl atau puncak yang paling tinggi di Gunung Penanggugan. Ia puncak Gunung ini, Vink menemukan bekas pertapaan dan sebuah batu, dimana pada batu tersebut tertulis angka tahun 1336 saka (1414 m). Dari berbagai penelitian di Gunung Penanggugan, dapat disimpulkan bahwa bangunan purbakala yang ada di Gunung ini didirikan antara tahun 977 sampai 1511.

all photos copyright by Brill

Rabu, 26 Mei 2010

TARGET 125 KANTONG DARAH

Itulah target Palang Merah Indonesia (PMI) pada Rabu (25/05) siang ini. Bertempat di Menara Jamsostek, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, PMI lagi-lagi mengadakan aksi donor darah yang dilakukan mulai jam 08:30-12:00 wib. Kali ini target mencapai 175 kantong darah yang harus didapat dalam tempo 2,5 jam. Kalo rata-rata penyumbang darah menyumbang 350 cc/ kantong, maka dengan 175 kantong, PMI mendapatkan darah sebanyak 61.250 cc darah.

Susahkah?




Alhamdulillah, enggak susah. Luar biasa! Itu kata yang tepat buat para pendonor. Meski sudah dilakukan berkali-kali di Menara Jamsostek, antusiasme pendonor masih cukup banyak. Terbukti nomor anteran sampai 200-an lebih. Memang sih nggak semua orang yang mengambil nomor antrean endingnya menyumbang darah. Ada banyak alasan kenapa begitu. Namun dari antusiasme tersebut patut diacungkan jempol. Two thumbs up!

Saya kebagian nomor anteran 147. Padahal saat mengambil nomor, waktu masih menunjukan pukul 09:15 wib. Meski dapat giliran cukup lama, saya tetap konsisten nunggu giliran. Maklumlah, sejak spanduk pengumuman akan ada donor darah pada Rabu ini, saya memang sudah niat pengen nyumbang darah.






Akhirnya jarum donor berhasil menembus lengan saya tepat pukul 10:45 wib. Yang bikin takjub, petugas bilang, saya termasuk cepat diambil darahnya. Nggak sampai 10 menit, berhasil mengucurkan darah ke dalam kantong 350 cc.

Padahal sebelumnya, di donor darah terakhir di kantor tvOne di Kawasan Industri Pulogadung pada bulan Februari 2010 lalu, saya cukup lama diambil darahnya. Kata petugas, darah saya mengental. Mengental bisa karena suhu yang kurang mendukung aliran darah saya.






Saya tahu kenapa saya bisa cepat diambil darahnya. Karena sebelum ditusukkan jarum dan diambil darah, saya minum air putih satu botol. Agaknya formula ini ampuh membuat darah mengalir lebih cepat. Nah, buat Anda yang mau donor darah, kalo nggak mau lama-lama diambil darahnya, coba deh minum air putih lebih dulu. Yakin, nggak sampai 10 menit, Anda sudah selesai. Selamat mencoba!

all photos copyright by Brill

Selasa, 25 Mei 2010