Minggu, 10 Januari 2010

TIKUS AT HOME

Penggemar Micky Mouse nggak otomatis suka sama yang namanya tikus. Saya contohnya. Meski termasuk penggemar kisah tentang tokoh kartun produksi Walt Disney itu, saya justru pembenci tikus. Gara-gara benci, nggak heran di rumah saya harus bebas dari tikus.

Segala upaya buat menghilangkan tikus dari muka bumi rumah saya, tetap saja yang namanya tikus tetap ada. Memang luar biasa tikus. Dicegah di sini, muncul dari lubang sana. Menutup lubang di sana, lolos dari lubang di sini. Nggak heran, koruptor itu diposisikan kayak tikus.

Video di bawah ini saya liput ketika baru pulang kerja malam. Begitu baru mau naik tangga ke kamar saya yang ada di lantai atas, eh di bawah ada suara grasak-grusuk. Saya pikir suara politikus, eh ternyata suara tikus.



Persoalan tikus terus menjadi concern saya. Berbagai benda yang bisa mengusir tikus sudah saya kerahkan. Ada buah pace yang dipotong-potong. Ada bubuk-bubuk racun yang ditaburi di tulang atau makanan sisa. Yang belum memelihara jangkrik di rumah.

Setiap malam, mata saya selalu mengawasi lubang-lubang yang sudah saya tutupi dan calon lubang. Ibarat warga, saya selalu ronda atau siskamling. Soalnya saya yakin, tikus pasti bisa dihilangkan dari rumah saya. Kalo segala upaya belum juga bisa menghilangkan tikus, kayaknya saya akan bentuk KPT yang berafiliasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kepanjangan KPT adalah Komisi Pemberantasan Tikus. Saya juga ikut-ikutan tren pemerintah pusat NKRI yang membuat lembaga pesaing KPK buat memberantas Mafia Peradilan, yakni dengan membuat mafia tikus. Kalo nggak berfungsi juga, yang salah siapa ya?

video copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar