Sabtu, 16 Januari 2010

MEMANG DASAR JODOH, KETEMU BUKU "MEMBONGKAR GURITA CIKEAS" TANPA SENGAJA

Terus terang sejak diluncurkan dan menjadi kontroversi, saya nggak ada niat sama sekali buat beli buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro ini. Pasalnya, secara garis besar saya bisa menerka kandungan dari buku terbitan Galang Press, Yogyakarta, 2010 ini. Lebih dari itu, banyak orang bilang, buku karya mantan wartawan Tempo (1971-1979) ini seharusnya bisa lebih gokil. Maklumlah, buku doktor lulusan Cornell University, Ithaca, New York ini sebelumnya cukup tebal dan berbobot, nggak kayak buku Membongkar Gurita Cikeas yang cuma 174 halaman dan lebih banyak mengutip dari artikel-artikel di koran maupun majalah.


Saya beruntung banget dapat buku Membongkar Gurita Cikeas. Wong nggak ngotot banget buat membeli, eh memang dasar jodoh. Di depan mata ada yang menjual. Buku asli, harga asli.

Beberapa waktu lalu, iseng-iseng saya tanya harga buku yang dicover depan bergambar gurita mengenakan topi raja Jawa dan terdapat kutipan almarhum Abdurrahman Wahid ("Bukankah SBY berkata akan memimpin sendiri pemberantasan korupsi di negeri ini?") di penjual buku di lampu merah. Setelah pemerintah melarang peredaran buku Membongkar Gurita Cikeas dan sempat melakukan sidak ke toko-toko buku, harga jualnya jadi nggak make sense, naik 200%. Dari aslinya seharga Rp 36 ribu, menjadi Rp 135 ribu. Bahkan buat pembeli yang bermobil harganya dinaikkan lagi menjadi Rp 150 ribu.


Buku asli, harganya pun asli. Nggak di-mark up oleh pedagang buku lampu merah yang menjual dengan harga 135 ribu sampai 150 ribu perak per eksemplar.


Padahal buku yang dijual di lampu merah adalah buku bajakan. Seperti kita tahu, kalo kita beli buku di lampu merah nggak rileks, sebagaimana kalo kita membeli di toko buku. Kudu cepat, karena takut lampu hijau tiba-tiba menyala, sementara kita belum sempat mengecek buku, membayar, atau menerima kembalian. Kalo kejadinnya kayak begitu, mobil di belakang kita pasti akan membunyikan klaskon. Menyebalkan bukan? Gara-gara nggak punya banyak waktu, kita pun nggak bisa tahu apakah isi bukunya benar-benar sama dengan buku aslinya. Sebab, pengalaman kalo beli buku apalagi DVD di jalan raya, kita nggak mungkin sempat ngecek.

Alhamdulillah, tanpa sengaja pas jalan-jalan sama istri, saya menemukan buku "Membongkar Gurita Cikeas" dengan harga asli, yakni Rp 36 ribu!

"Ini buku asli, Pak," jawab si penjual.


Putri kami kedua cengengesan begitu melihat cover buku yang ada guritanya. Komentarnya: "Lucu ya guritanya pake topi Raja Jawa!"

Memang dasar jodoh, tanpa basa-basi, saya langsung membeli. Saya sempat bingung ketika si penjual bertanya kenapa saya hanya membeli saya. Saya nggak berpikir buat membeli beberapa eksemplar dan menjual pada mereka yang masih penasaran dengan buku ini. Apalagi ada teman saya yang pengen banget mengkoleksi buku kontroversi ini.

Ah, memang dasar bukan otak dagang, ya saya tetap aja cuek ditawarin oleh si pedagang buat membeli beberapa eksemplar. Padahal sih kalo mau beli sepuluh atau duapuluh Insya Allah masih bisa. Kalo perlu uang sisa di ATM dihabiskan buat memborong buku itu dan menjualnya dengan harga sedikit lebih tinggi, Rp 50 ribu perak misalnya. Tapi sekali lagi, saya nggak tertarik buat jadi pedagang, ya kesempatan emas ini nggak saya ambil, deh.

all photos copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar