Cobalah sebelum Anda masuk penjara, cicipi soto yang mangkal persis depan pintu penjara Salemba. Lebih tepatnya di tikungan samping pos polisi Kayu Awet, Jakarta Pusat. Sotonya Endang S. Taurina, bo! Alias enak banget! Kalo kata Bondan Winarno: mak nyos!
Semangkuk soto ayam plus nasi putih kayak begini cukup membuat perut Anda yang keroncongan menjadi rock n'roll. Asyiknya lagi, sotonya mak nyos. Apalagi makannya di bawah pohon rindang pas di depan penjara Salemba.
Terus terang sulit membayangkan ke-mak nyosan soto depan penjara ini. Satu hal yang pasti, seperti soto-soto yang rasanya enak, ada racikan bumbu. Dimana bumbu ini dibuat selama enam jam, sehingga menghasilkan kaldu ayam yang berbeda dari soto-soto Madura lain. Yang meracik bumbu aja bangunnya kudu jam 3 pagi sampai kemudian jadi pada pukul 9 pagi. Meski dimasaknya memakan waktu 6 jam, namun bumbu ini bisa tahan sampai 10 hari, bo!
Selain bumbu, setiap soto ditaburi oleh serbuk-serbuk berwarna merah muda, which is serpihan udang. Serpihan udang ini difungsikan buat menggantikan fetsin yang biasa digunakan oleh pedagang soto lain. Kelar meracik bihun dan aneka sayur, baru deh diguyur dengan kuah soto yang merupakan “jimat” dari kenikmatan si soto itu.
Bagi yang doyan ceker, menu lain selain kenikmatan sotonya, yakni ceker ayam. Anda mau makan ceker campur kuah soto doang juga nggak masalah. Mau makan nasi sama kuah aja juga nggak masalah. Yang masalah kalo Anda pinjam mangkok, tetapi nggak makan soto di situ, makannya di tempat lain. Wah, itu namanya kebangetan!
Menurut Supervisor soto Madura depan penjara Salemba ini, Cak Ali, dalam sehari mereka bisa menjual lebih dari 300 mangkok soto. Coba Anda kalikan kalo satu mangkok soto harganya Rp 6.000, maka si pedagang akan meraih keuntungan Rp 1.800.000. Itu baru hitungan kasar. You know what? Menurut Cak Ali, keuntungan kotor soto ini mencapai Rp 5 juta per hari! Anggaplah keuntungan bersih -setelah dikeluarkan buat yang masak (4 orang) dan meladeni pelanggan (4 orang)- adalah Rp 2 juta, maka dalam sebulan akan menghasilkan Rp 60 juta. Itu kalo asumsi 30 hari dalam sebulan dikalikan Rp 2 juta. hari. Kalo setengah aja untung, yakni Rp 30 juta, hidup akan indah berkilau!
Jika semangkuk soto, nasi putih, dan ceker kurang, Anda bisa menambah lauk-lauk ini, yakni sate ati ampela atau telur puyuh.
Beruntungnya, selama berdagang di pojokan dekat jalan Kayu Awet, soto Madura ini nggak pernah dipalakin oleh preman. Maklum, dekat pos polisi, bo! Memang sih nggak dipalakin, tetapi si pedagang soto tetap ngasih jatah makan ke polisi, yakni makan pagi dan makan siang. Makan malam? Beli sendiri tuh polisi! Masa nggk modal amat?! Lagipula, soto ini cuma datang dari jam 7 sampai jam 2 siang.
Nah, saya sarankan, mending sebelum Anda masuk penjara, karena kasus korupsi atau narkoba, mending cicipi dulu soto Madura depan penjara Salemba ini. Kalo sudah nyicipi, silahkan deh Anda mendekam di dalam sel. Kalo kebetulan Anda kanget makan soto ini lagi dan kebetulan sudah terlanjur di penjara, moga-moga ada Sipir yang baik hati bisa men-delivery service soto Madura ini.
Selamat menikmati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar