Beberapa minggu ini, Polri lagi gencar-gencarnya mensosialisasi Undang-Undang Lalu Lintas, dimana bertujuan mengatur kendaraan bermotor, khususnya motor. Kenapa motor? Sebab, semakin hari jumlah kendaraan motor jumlahnya banyak banget. Saking banyak, motor-motor ini seringkali lupa aturan di jalan raya yang harus dipatuhi.
Berbeda dengan mobil. Jumlah mobil memang juga nggak kalah banyak, tetapi karena body mobil cenderung besar, maka kesempatan buat melanggar aturan di jalan raya. Mohon maaf, saya bukan mobilmaniak, sehingga saya dianggap membela mobil. NO! Saya malah penyuka jalan kaki, naik bus, dan lebih suka menggowes sepeda.
Beberapa kali saya bahas di blog ini, bahwa kesempatan motor buat melanggar lalu lintas lebih besar. Berikut ini daftar yang cuma beberapa pelanggaran. Sisanya silahkan lihat sendiri di jalan raya.
(1) Nggak pakai helm
(2) Menerobos tanda verboden, bahkan di jalan yang ramai sekalipun, pengendara motor nekad menerobos jalan yang berlawanan arah.
(3) Menghentikan kendaraan nggak di belakang zebra cross, sehingga para pejalan kaki terpaksa harus ber-zig-zag melewati motor-motor yang berhenti di lampu merah.
(4) Memanfaatkan trotoar sebagai jalan alternatif agar cepat melewati kendaraan yang terkena macet. Trotoar itu kan dibuat khusus untuk pejalan kaki, bo!
(5) Lihatlah di trotoar-trotoar Jakarta sekarang -salah satunya di Kedubes Arab samping Carefour, MT. Haryono- , para pejalan kaki nggak diberikan lagi ruang buat jalan kaki. Trotoarnya dipergunakan buat parkir motor.
(6) Silahkan Anda tulis sendiri...
Sosialisasi yang dilakukan Polri minggu-minggu ini adalah (1) penggunaan jalur khusus motor dan (2) menghidupkan lampu. Sebenarnya sih soal jalur khusus sudah enggak perlu lagi di-sosialisasikan, karena tanda bahwa motor kudu berada di jalur lambat sudah lama ada. Entah kenapa larangan motor nggak boleh berada di jalur cepat dicuekin, sehingga larangan yang sebetulnya sudah lama itu nggak berlaku. Begitupula dengan menghidupkan lampu saat berkendaaran.
Nah, dalam pantauan saya di lapangan, penggunaan jalur khusus motor dan menghidupkan lampu belum begitu efektif. Beberapa motor yang melaju di jalan tetap cuek bebek dengan sosialisasi yang dilakukan Polri. Padahal jalas-jelas di situ ada polisi. Kasihan banget sih Pak Polisi. Saya yakin, pasti para pengguna motor bisa disiplinkan. Nggak cuma pada saat ada polisi, nggak ada polisi pun saya yakin bisa. Apalagi kalo polisi juga dibantu oleh geng-geng motor yang jumlahnya buanyak, dimana mereka bisa memberikan contoh soal kedisiplinan.
all photos copyright by Brillianto K. Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar