Jumat, 05 Februari 2010

EVENT ALTERNATIF, TETAPI BERTABURAN SAMPAH PLASTIK

Event itu bernama Wahana Kebaikan Alam. Event ini merupakan satu bagian dari proyek marketing public relations yang lazim disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Aqua sebagai leading company buat perusahaan air minum mineral ingin menguatkan lagi brand awareness-nya, bahwa minuman Aqua benar-benar dihasilkan dari air penggungan. Melalui acara ini, perusahaan ini juga ingin mengatakan teknologi dalam mensterilisasi air mineral dan botol nggak perlu diragukan. Setidaknya info-info tersebut diumbar di area seleksi.












Niat datang pagi supaya nggak bertemu dengan banyak penggunjung, eh malah ketemu rombongan anak-anak sekolah. Halah!

Area Seleksi merupakan satu dari tiga Area Kebaikan Alam. Begitu masuk ke area acara Wahana Kebaikan Alam, pengunjung langsung masuk ke area seleksi. Di area seleksi pengunjung akan mengunjungi 4 tempat, dimana tempat-tempat tersebut yang saya menyebutnya sebagai "propaganda halus". Kenapa? Sebab, semua info mengarah pada kebaikan Aqua. Harap maklum, namanya juga acaranya Aqua, ya info-info soal kebaikan yang kudu menjurus pada Aqua, bukan produk lain.

Misalnya uji air sederhana, dimana di situ pengunjung akan diberikan informasi bahwa air dari mata air pengunungan akan mengalami filterisasi melalui batuan pegunungan berapi yang memberikan kandungan mineral. Nah, Aqua mengklaim berhasil menjaga kandungan mineral tersebut, sehingga sangat bagus untuk dikonsumsi.

Selain tempat uji air sederhana, ada tempat lain di Area Seleksi ini, yakni demonstrasi sirklus air, ilustrasi fakta sumber mata air, dan pengunungan pilihan di Indonesia ini. Sementara di sebuah lorong buatan yang dikasih judul lorong 9-5-1, pengunjung di-brainwashed, bahwa Aqua memilih cuma dari sumber air terbaik Indonesia dengan menggunakan pendekatan 9 kriteria dan 5 tahapan pemilihan, serta berkomitmen untuk melaksanakan minimun 1 tahun penelitian.


Jumlah pengunjung yang membludak, apalagi dari rombongan anak-anak sekolah, membuat panitia kelabakan. Udah tahu orang Indonesia kurang disiplin kalo ngantri, panitia nggak mengantisipasi membuat jalur antrean di beberapa wahana yang paling banyak diminati. Nggak heran terjadi sistem hukum rimba: siapa kuat, dia menang.

Melewati lorong 9-5-1, pengunjung semakin dibuat yakin, Aqua yang terbaik. Kalo melihat komitmen itu, memang Aqua bolehlah. Selama ini saya juga masih melihat Aqua masih yang terbaik di antara air mineral lain. Kalo di warung ada dua botol air mineral, saya masih memilih membeli Aqua sebagai minuman. Tapi mohon maaf, sudah beberapa tahun ini, keluarga kami sudah nggak mengkonsumsi Aqua sehari-harinya. Kami lebih memilih produk penyaring air yang secara hitung-hitungan ekonomis jauh lebih hemat dan tentu sehat pula.

Nama penyaring airnya adalah e-Spring. Sebab, cukup dengan membuka keran, air dari PAM atau air tanah akan langsung bisa diminum, setelah melewati e-Spring. Maklum, e-Spring canggih banget, bo. Salain punya filter karbon padat 4 lapis buat menyaring kontaminan (zat pencemar), ada lampu ultraviolet untuk membunuh mikro organisme dalam air, dimana mampu memusnahkan lebih dari 99,9% virus dan bakteri air. Yang pasti, airnya sudah mendapat sertifikat kelas dunia dari NSFI di Amrik sana. Sertifikat baru dapat setelah lulus uji pengurangan VOC (volatile organic contaminants) menurut Standard 53. Nggak semua produk lulus, lho! Ingat! Yang diuji kehigienisannya dan mendapatkan sertifikat adalah airnya, bukan cuma botolnya.

Terlepas dari "propaganda halus" yang dilakukan Aqua, informasi di area seleksi ini menarik. Pengunjung jadi tahu mengenai sistem penyaringan alami yang dimiliki oleh gunung, yang mampu mengubah air hujan menjadi air minum yang alami. Pengunjung juga tahu bahwa setiap sumber air minum memiliki karakteristik dan kualitas yang berbeda. Hanya saja, sistem buka tutup yang dilakukan panitia acara ini membuat pengunjung yang nggak ikut rombongan jadi malas. Semua area dikuasai oleh anak-anak sekolah yang memang datang segerombolan. Mending cuma satu atau dua rombongan sekolah, ini mah buanyak banget, bo!


Saya tetap bilang, event Wahana Kebaikan Alam ini bagus sebagai alternatif ketimbang jalan ke mal aja.

Kami mengerti, kenapa panitia melakukan hal ini. Salah satunya buat mengantisipasi jumlah pengunjung yang sedikit. Maklumlah, acara ini gratis. Biasanya kalo acara gratis, pengunjungnya take it for granted. Nggak dateng juga nggak rugi. Kalo datang, waktunya pun sesuka hati. Nah, dengan mengajak beberapa rombongan sekolah, panitia jadi tenang. Mereka nggak perlu repot cari pengunjung, karena sudah pasti datang. Jumlahnya pun sudah bisa diprediksi. Namun ya sekali lagi, pengunjung yang datang tanpa rombongan jadi malas harus ikut antre dengan rombongan sekolah. Barangkali next time ada sebuah sistem yang bisa membagi jalur buat rombongan dan pengunjung non-rombongan.





Panggung utama. Keren, kayak kita sedang menyaksikan panggung di kampung-kampung yang masih banyak pohonnya.

Di area preservasi, terdapat tempat yang cukup menarik, yakni melukis dengan bahan alam. Kalo anak-anak kita biasa menggunakan cat air yang merupakan percampuran produk kimia, maka di tempat ini warna-warna yang dibuat berasal dari bahan alami, yakni dari pencampuran daun-daun.

Selain melukis dari bahan alami, ada pula tempat yang mengajarkan anak-anak melakukan kreativitas dengan menggunakan bahan-bahan alami. Misalnya membuat kerajinan tangan dengan bambu. Meski nggak sebanyak penggunjung di wahana permaian, lokasi kreativitas dari alam ini menurut saya cukup menarik dan menjadi nilai plus acara ini.

Nilai plus lain, ada lokasi yang diberi judul terima kasih alam. Di sini para penggunjung, terutama anak-anak, diajak buat menanam tanaman. Meski tempat menanamnya terbatas, namun mereka diajak buat peduli dan mengerti bahwa dengan menjaga kelestarian alam, maka akan mengurangi polusi. Larangan merokok di seluruh area selama event berlangsung juga luar biasa, meski saya masih melihat satu-dua pengunjung nekad merokok, bahkan di pinggir wahana ada panitia juga tetap menghembuskan asap rokok.

Ngomong-ngomong soal mengurangi polusi, agak kontraproduktif juga sih acara penanaman pohon 30 ribu bibit pohon dan larangan merokok dengan plastik-plastik yang ada di area acara Wahana Kebaikan Alam ini. Tahu dong kalo sampah plastik itu baru bisa terurai selama 50-80 tahun. Bahkan sampah plastik berbahan konvensional dari polimer sintetik membutuhkan waktu 300-500 tahun agar bisa terurai sempurna. Sedang sterofoam sama sekali nggak bisa terurai. Plastik merupakan sampah non-organik yang paling banyak, yakni 11,09%. Jadi kurang bersahabat dengan alam banget kalo sumber-sumber sampah semua dari plastik(Baca tulisan saya di blog DAIRY SI TUKANG GOWES berjudul JANGAN NYAMPAH DONG! di http://diarysitukanggowes.blogspot.com/2009/12/jangan-nyampah-dong-bos.html dan SAY NO TO PLASTIC di http://diarysitukanggowes.blogspot.com/2009/11/say-no-to-plastic.html).

Kebetulan pada saat kami datang, hujan mengguyur dengan cukup deras. Rupanya panitia sudah mengantisipasi cuaca tersebut dengan menyiapkan jas hujan. Setiap penggunjung diberikan jas hujan warna biru. Nah, jas hujan tersebut dari plastik. Itu baru plastik dari jas hujan, belum plastik dari botol, kantong sampah, gelas minuman plastik, stereofoam dari makanan yang dijual di situ, dan tempat-tempat plastik lain. Entah berapa banyak sampah plastik dalam dua hari event Wahana Kebaikan Alam ini. Saya sebagai pencinta lingkungan sih cuma bisa berharap, ada satu solusi jitu buat mengganti plastik agar kita benar-benar mencintai alam.


Salah satu point yang luar biasa di event ini. Ada ruang musholla, dimana jamaah pria dipisahkan dari wanita. Bukti bahwa perusahaan ini masih menghormati umat Islam dalam menjalankan salah satu perintah wajib. Selain itu ada ruang menyusui.

Anyway, acara Wahana Kebaikan Alam ini bisa menjadi alternatif event yang ditujukan buat keluarga. Aqua berhasil mengajak keluarga buat sementara nggak pergi ke mal dulu, tetapi datang di event ini sambil menikmati permainan seru. Sebenarnya event sejenis juga pernah berlangsung, kebetulan di tempat yang sama di Parkir Utara, yakni Kampung Main. Nah, event Wahana Kebaikan Alam ini seperti mengobati kekangenan keluarga Indonesia pada event Kampung Main yang ternyata dilakukan secara rutin tiap tahun.


all photos copyright by Brillianto K. Jaya

2 komentar:

  1. Ketahanan menulisnya luar biasa nih Bapak yang satu ini. Salut! Semuanya menarik.

    BalasHapus
  2. Hahaha...bisa aja nih Pak JP sang penyair yang luar biasa...

    BalasHapus