Minggu, 07 Februari 2010

MENGGUSUR MAKAM DEMI MENGURANGI BANJIR

Memang risiko tinggal di kota metropolitan yang sering kedatangan banjir. Ketika Pemerintah Daerah (Pemda) ingin mengatasi masalah banjir, ada sebagian masyarakat yang diuntungkan, ada yang merasa dirugikan.

Masyarakat pertama yang merasa rugi, biasanya tinggal di tempat yang rawan banjir. Misalnya warga yang tinggal di pingir sungai Ciliwung. Sudah bisa diduga, tiap hujan besar, mereka pasti kebanjiran. Selain mereka yang tinggal di sepanjang lintasan sungai, warga yang terkena pelebaran jalan guna pembuatan Banjir Kanal, juga merasa dirugikan.

Sementara buat warga yang lingkungannya sering kebanjiran, pasti akan merasa happy kalo pemerintah berbuat baik dengan tindakan mengurangi banjir.

Soal gusur menggusur demi pembangunan, ternyata nggak cuma dialami mereka yang masih bernyawa. Orang yang sudah meninggal juga merasakan "kenikmatan" digusur. Dalam rangka pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT), Dinas Pemakaman DKI Jakarta di TPU Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur sudah membongkar 44 makam di TPU Cipinang dan 587 makam di TPU Malaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar