Rabu, 10 Februari 2010

MENYUSURI MENTENG DALAM

Itulah enaknya bersepeda. Mau kemana pun pergi, kita tinggal membelokkan ban sepeda kita ke tempat itu. Beda dengan jalan kaki. Memang bisa juga belok ke mana sesuai keinginan, tapi dengan sepeda bisa lebih cepat, meski jaraknya jauh, dan tetap bisa menembus gang-gang sempit sekalipun. Seperti pagi ini, dimana saya kembali menemukan jalan baru.


Apartemen Kota Casablanca yang masih dalam pembangunan dilihat dari gang Menteng Dalam.

Sekadar info, saya bersepeda dari depan gedung Menara Jamsostek, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menuju ke Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Istri saya kebetulan kerja di Menara Jamsostek. Setelah mengantarkan kedua anak kami di Rawamangun, Jakarta Timur, saya mengantarkan istri dengan mobil. Di belakang bagasi mobil, sudah stand by sebuah sepeda lipat (seli). Begitu sampai di depan gedung Menara Jamsostek, selesai tugas saya sebagai suami di pagi hari. Seli saya turunkan dan saya pun menggowes seli menuju kantor.

Biasanya rute yang saya lalui dari Menara Jamsostek adalah Kuningan melalui kompleks Menteri di jalan Denpasar, lalu Casablanca, dan terus menuju ke Pondok Kelapa. Sebelum Pondok Kelapa, saya belok ke arah Klender dan masuk ke perumahan rakyat yang ada di belakang Kawasan Industri Pulogadung. Rute tersebut bukan harga mati, lho. Tergantung dari keinginan saya aja. Nah, kali ini rute saya melewati Manggarai. Sebelum Manggarai, ada sebuah gang yang berada di Kawasan Menteng Dalam.



Gang yang saya lalui pagi ini menuju ke arah pasar Jembatan Merah, Prof Soepomo, Kelurahan Manggarai. Ketika menyusuri gang, saya melihat beberapa rumah yang barangkali usianya sudah puluhan tahun. Rumah-rumah ini terjepit di antara dua apartemen Casablanca. Ada apartement Kota Casablanca yang sedang dalam tahap pembangunan, yang menggunakan tanah Bank Danamon yang bertahun-tahun sempat terbengkalai. Satu lagi apartemen Casablanca Mansion.

Terus terang saya nggak tahu status tanah di Manteng Dalam ini. Yang pasti, rumah-rumah di sini nampak hidup segan mati tak mau. Beberapa rumah dibiarkan kosong, nggak terawat, bahkan ada yang dibiarkan rusak. Namun ada juga rumah yang dihuni oleh banyak orang. Padahal rumahnya relatif kecil.


Salah satu rumah yang membiarkan pohon merambat tumbuh mengelilingi rumahnya. Asri sekali.

Gang di Menteng Dalam yang saya lewati ini memang nggak terlalu padat pemukimannya, sebagaimana gang-gang MHT di Jakarta. Inilah yang saya agak curiga, jangan-jangan tanah di situ memang tanah sengketa atau tinggal hitungan tahun lagi bakal kena gusur oleh Pemerintah. Atau jangan-jangan memang sudah dibeli oleh Developer. Padahal kalo nggak bermasalah, saya cukup tertarik tinggal di situ. Kenapa?

Pertama lokasinya nggak terlalu dekat dengan jalan Casablanca. Kalo dekat jalan, sudah pasti asap kendaraan dan debu-debu aspal bakal mengotori rumah kita. Kalo nggak rajin membersihkan, sudah pasti fentilasi, kaca, dan benda-benda di rumah kita bakal ditinggali oleh debu. Kalo sudah berdebu, kualitas udara di rumah kita nggak bagus.

Oleh karena jauh dari jalan raya, maka suara bising kendaraan bermotor nggak terdengar. Padahal tahu sendiri jalan Casablanca kalo pagi hari, volume kendaraan banyak bukan kepalang. Volume tersebut mempengaruhi suara yang dihasilkan menjadi bising.


Saat ini jarang banget ada gang yang punya dua lapangan olahraga sekaligus. Pasti kalo sore hari seru banget suasana di lapangan itu. Ada yang main bulutangkis, ada yang main volley. Asal jangan ada yang memanfaatkan jadi sarang peredaran narkoba aja.

Hal kedua yang menarik hati saya dengan salah satu gang di Mentang Dalam ini adalah masih ditumbuhi banyak pohon. Ada salah satu rumah bahkan berkonsep membiarkan pohon tumbuh menjalar sehingga jalan di depan rumahnya menjadi teduh. Rumah ini kebetulan memelihara burung yang disangkarkan. Jadi kalo burung itu berbunyi, seolah kita sedang berada di salah satu hutan, dimana campuran hutan pepohonan plus hutan beton.

Di gang ini pun masih terdapat dua lapangan olahraga. Satu lapangan bulutangkis, satu lagi lapangan volley ball. Saya membayangkan, setiap sore, di gang itu akan banyak warga yang berkumpul sambil berolahraga. Situasi kayak begitu mengingatkan saya pada masa-masa kecil. Ayik banget! Jarang lho, saat ini ada gang yang masih menyediakan lapangan olahraga kayak di gang Menteng Dalam ini. Yang terjadi, ada lapangan kosong nganggur sedikit, langsung dijadikan rumah.

all photos copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar