Kamis, 11 Februari 2010

DONOR DARAH AGAIN...

Sejak pertama kali merasakan, saya langsung ingin melakukan berkali-kali. Soalnya asyik sih! Eit, jangan berpikiran kotor ya. Yang saya maksud adalah mendonorkan darah. Yap! donor darah adalah salah satu aktivitas favorit saya.

Dari catatan di kartu donor saya, terakhir saya mendonorkan darah pada 28 Oktober 2009. Waktu itu saya mendonorkan darah di gedung Menara Jamsostek, jalan Gator Subroto, Jakarta Selatan. Saat itu nggak ada persiapan saya buat menjadi pendonor darah. Saya cuma sedang mengantarkan istri ke kantornya, yang kebetulan berada di Menara Jamsostek. Eh, ketika masuk ke area parkir, ada spanduk donor darah. Tanpa ba-bi-bu lagi, saya langsung ke lokasi tempat mendonor.


Poster syukuran ultah tvOne dan ajakan mendonorkan darah.

Pagi ini, di kantor saya ada acara donor. Selama saya berkantor di kantor saya ini, kayaknya event donor darah baru sekali ini aja. Kalo rutin tiga bulan sekali, saya yakin kartu donor saya bakal full booked. Guna mengikuti acara donor ini, saya benar-benar mempersiapkan secara fisik. Ingat, belum tentu orang yang berminat mendonor bisa menyumbangkan darahnya, lho.

Terakhir saat mendonorkan darah di Menara Jamsostek, banyak orang yang gagal. Padahal logikanya kalo orang mau menyumbang, kenapa ditolak ya? Tapi logika itu nggak bener. Menurut PMI, ada prosedur yang kudu dilewati, yakni tes tekanan darah dan tes darah dulu. Tes tekanan darah ini berfungsi supaya kita nggak pingsan pada saat diambil darahnya sekantong. Gawat banget kan kalo kita yang mau nyumbang, ternyata darahnya sebenarnya kurang. Yang ada bukannya nyumbang malah disumbang.



Penyebab kurang darah, ya barangkali kondisinya kurang fit pada saat diperiksa tekanan darahnya. Kurang fit bisa, karena kita begadang atau kurang tidur, atau sedang kurang sehat. Hal tersebut menyebabkan darah kita jadi rendah, atau darah rendah. Sebaliknya, kita pun nggak bisa menyumbang kalo punya darah tinggi. Oleh karena itu, darah kita kudu stabil.


Nggak semua orang yang berminat menyumbangkan darah, bisa lolos seleksi awal. Berbanggalah mereka yang lolos. Selain bangga, krn dianggap cukup sehat bisa mendonor, juga bangga karena bisa memberikan darah kepada orang yang membutuhkan.

Selain perkara darah rendah, atau darah tinggi, tes darah itu juga dibutuhkan. Makanya begitu duduk di depan meja panitia, kita langsung ditusukkan jarum ke ujung jari kita agar keluar darah. Hal tersebut dilakukan supaya panitia tahu apakah kita ini punya penyakit yang menyebabkan terjadinya penularan, misalnya penyakit hepatitis, dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh darah.

Saya bangga sekali kalo berhasil lolos pemeriksaan awal. Sebab, dengan begitu, saya jadi tahu, saya masih cukup sehat buat mendonor. Lebih dari itu, saya juga bangga bisa menyumbangkan darah buat orang yang membutuhkan, meski yang saya sumbang cuma sekantong darah.

all photos copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar