Dalam statusnya di FB, teman SMA saya menulis: “Hari ini ke kota naik kereta trus sambung sepeda, dari Bintaro ke Menteng...:)”. Meski ada satu orang yang berkomentar sinis (“hidup sehat! Tapi tetep kena polusi mas”), namun mayoritas berkomentar positif. Salah satu komentar adalah salut dengan pilihannya menggunakan sepeda.
Teman saya ini bukan "orang sembarangan". Ia adalah seorang sutradara terkenal di Indonesia yang sudah meraih penghargaan tingkat internasional dimana-mana. Kalo dibilang nggak punya mobil, nggak mungkin. Jadi, kalo ada yang mengacungkan two thumbs, wajar. Kedua, dianggap problem solver. Kenapa? ketika sebagian besar orang Jakarta lebih suka komplain, protes, atau marah-marah pada pemerintah DKI Jakarta, ketimbang mencari solusi agar kemacetan tidak terjadi, eh teman saya justru memilih naik sepeda.
“Thx semua. Keretanya tepat waktu dan ber AC. Walau cukup rame dan rumit juga pegang sepeda hehehe. Jalur sepeda gue lewat daerah Menteng, jadi banyak pohon,” tulis teman saya itu lagi menanggapi komentar teman-temannya.
Saat ini menggunakan sepeda memang menjadi pilihan warga Jakarta. Saya sungguh salut dengan “pejuang-pejuang lingkungan” ini. Lebih dari itu, saya acungkan jempol dengan kelompok-kelompok sepeda yang beberapa tahun ini menjamur, salah satunya Bike to Work (B2W). Lewat sang Ketua, Toto Sugito, B2W terus berjuang untuk diberikan bike line alias jalur sepeda, agar “pejuang-pejuang lingkungan” ini bisa mengowes sepeda dengan aman.
Harap maklum, selama ini sepeda seringkali “dikucilkan” oleh kendaraan lain di jalan raya. Padahal kalo dipikir para penggoweslah yang turut andil dalam menurunkan kadar polusi di kota seperti Jakarta. Memang belum signifikan, namun sekecil-kecilnya jumlah mereka, para penggowes ini tetap sebagai penyumbang oksigen.
Oleh karena belum ada bike line dan keselamatan para penggowes masih relatif belum aman, namun Toto Sugito membuat kerjasama dengan PT Avrist Assurance. Dari namanya pasti kita sudah bisa menebak, bahwa PT Avrist adalah perusahaan asuransi. Perusahaan ini akan memberikan perlindungan bagi para anggota –saat ini masih para anggota B2W- jika terjadi kecelakaan di jalan. Program kerjasama ini bernama Bicycle Privilage Card (BPC).
Sekadar info, saat ini anggota B2W yang terdaftar berjumlah 20 ribu orang dan tersebar di 85 wilayah seluruh Indonesia. Lewat kerjasama dengan PT Avrist Assurance, anggota yang terdaftar itu akan mendapatkan pertanggungan senilai Rp 10 juta untuk kematian atau cacat tetap, serta Rp 1 juta untuk perawatan rumah sakit (medical reimbursement). Nah, untuk memperoleh fasilitas itu, anggota cukup membayar Rp 75 ribu per tahun.
Barangkali bagi Anda melihat nilai pertanggungannya kecil. Buat saya, kecil-besar relatif. Tentu yang harus kita nilai adalah itikad komunitas B2W untuk melindungi para anggotanya, yakni dengan cara kerjasama dengan perusahaan asuransi. Lagi pula yang harus dilakukan pertama adalah melakukan tindakan preventif saat menggowes sepeda di jalan raya, yakni dengan menggunakan aksesori dalam bersepeda (helm, masker hidung, bel, dll) dan mematuhi aturan lalu lintas.
Kriing! Kriing! Gowes! Gowes!
Photo copyright Formula Magazine-Volume IV-Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar