Sabtu, 05 September 2015

OBJEK WISATA PARAKANSALAK, SUKABUMI, JAWA BARAT

Halo Sobat Backpacker! Kembali lagi dengan saya, sang Backpacker KW #2...

Bulan ini saya belum punya rencana traveling. Tugas menumpuk membuat saya harus tahu diri nggak nekad ngambil cuti. Namun, di antara pekerjaan tersebut, saya masih diberikan kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Esa buat jalan-jalan keluar Jakarta. Meski nggak backpacker-an, tetapi saya menikmati pekerjaan yang kebetulan "mamaksa" saya ke luar kota.

Sukabumi. Yup! Salah satu kota di Jawa Barat ini menjadi lokasi saya buat jalan-jalan, eh, salah...bekerja maksudnya. Kebetulan ada pekerjaan yang mengharuskan saya pergi ke Sukabumi, tepatnya di Kecamatan Parakansalak. Saya yakin di antara Anda banyak yang sudah mengenal Parakansalak. Bagi yang sudah kenal, kayaknya nggak perlu baca dongeng saya di bawah ini deh. Tapi kalo memang tetap ngotot mau baca, ya terserah aja sih. Sebaliknya, khusus bagi Anda yang belum tahu Parakansalak, Anda wajib baca dongeng saya sampai tuntas tas...



Parakansalak sebetulnya sebuah daerah yang sudah ngetop sejak zaman Hindia Belanda. Betapa tidak, di lokasi ini, terbentang perkebunan teh peninggalan Belanda. Bahkan sebelum merek-merek teh yang beredar sekarang ini, ada teh bermerek Parakansalak yang sangat kondang. Kini, perkebunan teh dikelola oleh PTPN.

Parakansalak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Di lokasi ini, terdapat objek wisata yang cukup terkenal, yakni Situ Sukarame. Seperti juga perkebunan teh, Situ Sukarame ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah masa Hindia Belanda.

Menurut sejarah, kecamatan Parakansalak ini terbentuk setelah adanya perpindahan pusat pemerintahan dan ibu kota kabupaten Sukabumi ke Pelabuhan Ratu. Luas wilayah Parakansalak sendiri kurang lebih 5.669,68 hektar. Dengan luas segitu, terdapat 6 desar, yakni Desa Parakansalak yang memiliki jumlah penduduk 7.488 jiwa; Desa Lebaksari (6.134 jiwa); Desa Sukakersa (6.666 jiwa); Desa Sukatani (5.909 jiwa); Desa Bojongasih (6.106 jiwa); dan Desa Bojonglogok (6.913 jiwa).

Untuk menuju ke Kecamatan Parakansalak, Anda harus pergi ke arah Sukabumi kota dulu. Begitu ada papan petunjuk Parung Kuda, Anda belok kanan dan melintasi stasiun kereta api Parung Kuda. Dari stasiuin tersebut, tinggal lurus terus mengikuti jalan. Selama jalan, pesan saya JANGAN TIDUR! Sebab, Anda akan menyesal tidak melihat pemandangan yang asri di kiri dan kanan jalan. Selain persawahan, Anda juga akan menjumpai perkebunan teh dan aneka tanaman yang tumbuh di ladang. Tak ketinggalan panorama perbukitan yang menakjubkan. Dari stasiun Parung Kuda sampai ke Kecamatan Parakansalak kurang lebih 15 sampai 20 menit.

Selain panorama alam yang masih asri, di Parakansalak Anda bisa mengunjungi sebuah danau yang disebut Situ Sukarame. Bagi orang Sunda, Situ berarti 'Danau'. Pada 1980-an, Pemda setempat menjadikan situ ini sebagai taman wisata air. Para pelancong bisa memanfaatkan fasilitas sepeda air atau perahu yang ada di pinggir danau. Namun, pelancong dilarang keras untuk berenang di danau tersebut. Setidaknya larangan ini dikeluarkan paska terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa dua korban di Situ Sukarame ini pada Agustus 2013 lalu.




Sejarah Situ Sukarame

Menurut Wikepedia, Situ Sukarame adalah tempat bertemunya 7 sungai, yakni sungai Cikahuripan, sungai Cisalada, sungai Citaman, sungai Cisarandi, sungai Cimaci, sungai Cipangelah, dan sungai Cisela. Kala itu  Belanda punya ambisi untuk membendung ke-7 sungai tersebut untuk dijadikan telaga untuk berlayar. Sukarame sendiri merupakan nama sebuah kampung yang ada di dekat danau tersebut.

Pada awalnya wilayah di sekitar danau hanya berupa hutan belantara tanpa penduduk. Adalah Ama Sadarina, orang pertama yang menempati daerah ini. Ia tak lain adalah seorang pimpinan tentara Kerajaan Mataram. Kehadiran Ama di Sukarame ini, lantaran ingin bersembunyi dari kejaran tentara Belanda. Sejak kedatangan Amma Sadarina, tempat tersebut mulai ramai. Sebab, Ama membuka perguruan ilmu Kadigjayaan. Oleh karena ramai, maka kampung tersebut diberinama Sukarame.

(bersambung)

+SUKABUMI NEWS +Sukabumi Pos



 

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar