Pasar Seni ITB kembali digelar. Dengan mengambil tema “Sesuatu Yang Terlupakan”, pasar seni tahun ini dimeriahkan oleh pertunjukan dari 72 unit kesenian mahasiswa yang terdapat di kampus Ganesha, Bandung ini. Salah satu unit kesenian yang tampil adalah Maha Gotra Ganesha yang didirikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik.
Selain pertunjukan kesenian, Pasar Seni ITB juga diramaikan oleh 350 stand penjual karya seni, 70 stand kuliner, 7 wahana permainan dan pertunjukan, serta dua panggung musik. Kabarnya, perhelatan ini menghabiskan biaya hingga Rp 1 miliar.
Berbagai wahana unik yang meramaikan gelaran Pasar Seni ITB mulai dari zona tanpa sinyal hingga air doa bisa ditemui di 8 titik yang menjadi lokasi pasar seni. Wahana Menara Jamming di zona No Network Coverage. Di sini pengunjung akan kehilangan sinyal telepon seluler mereka. Area ini merupakan karya mahasiswa Seni Rupa dan Teknik Elektro ITB.
Karya Ganjar Gumilar dan Ferdian Sahala Samosir yang menjadi gerbang Pasar Seni ITB yang luar biasa. Terbuat dari perpaduan rating pohon dan bambu.
Mahasiswa Teknik Mesin ITB mewujudkan kreasinya dalam Wahana Tamasamasya. Wahana ini menghasilkan Kamar Vibrator dan Lorong Ilusi Waktu. "Kamar Vibrator itu semacam simulasi gempa. Seperti apa kamar vibrator, datang saja ke pasar seni. Suprise hanya untuk pengunjung," ujar juru bicara panitia Pasar Seni ITB Maharani Mancanegara.
Ada pula Bamboo Beat yang akan menyatukan permainan musik angklung dengan digital komputer buah pikir dari mahasiswa Teknik Informatika ITB. Dalam zona seni tradisi, mahasiswa dan petani serta Dosen Teknik Kimia Mubyar Purwasasmita berupaya menanam padi di dalam pot kantong plastik. Kemudian kreasi bersama mahasiswa berbagai program studi di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB hadir dalam Wahana Neraka dan Museum Masa Depan.
Wahana Air Doa menjadi salah satu hal yang menarik. Wahana ini banyak melibatkan mahasiswa dari jurusan Kimia, Biologi, Mikrobiologi, Teknik Lingkungan, Geodesi, Mesin, dan Teknik Kimia. Air tersebut berasal dari titik-titik air yang ada di Bandung dan telah didoakan oleh warga. Pengunjung bisa menikmatinya langsung di Pasar Seni ITB 2010.
Pawai tarian membuka Pesta Seni ITB.
Berbagai seniman, turut andil dalam Pasar Seni ITB 2010 ini. Mereka memamerkan hasil karya seni mereka. Menurut Tempo Interaktif (Senin/ 11/10), karya seniman ternama dari Bandung seperti Jeihan Sukmantoro dan Sunaryo, laris manis. Percaya tak percaya, sepuluh lukisan Jeihan ludes dalam setengah jam.
Menurut seorang anak Jeihan, Asasi Andi, seluruhnya ada 11 lukisan yang dibuat Jeihan khusus untuk dijual di Pasar Seni ITB ke-10 kali ini. Sepuluh lukisan langsung diborong selama setengah jam.
Adapun satu lukisan terakhir yang rencananya akan disimpan sebagai koleksi Jeihan, akhirnya ikut dijual juga. "Semuanya rata seharga Rp 25 juta," katanya kepada Tempo.
Seluruh lukisan tersebut masih berciri khas Jeihan, yaitu perempuan dengan mata hitam. Ukuran masing-masing kanvas 70 x 70 sentimeter.
Ini dia Patung 3 Mojang yang dirubuhkan. Saya sempat ketemu 3 Mojang yang seksi ini dan mengajak mereka ngobrol. Tapi sayang, mereka nggak diam saja. Sedih kali ya sudah dirubuhkan.
Sedangkan perupa Sunaryo, berhasil melelang gambarnya yang memakai charcoal dan akrilik berukuran 120 x 140 sentimeter itu seharga Rp 330 juta. Karya tentang seorang perempuan penari Bali yang berjudul "Sebelum Pentas" tersebut jatuh ke tangan Trisnachandra.
Kolektor asal Jakarta itu menurut Yus Herdiawan dari Selasar Sunaryo Art Space, mengungguli tawaran 18 peminat lainnya. "Dilelang karena peminatnya banyak," ujarnya di lokasi acara. Selain itu, 180 karya cetak grafis Sunaryo seharga Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta pun ludes dalam hitungan jam.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pasar Seni ITB ini memang benar-benar menarik minat banyak pengunjung. Tak cuma dari Bandung, tetapi berbagai kota, bahkan dari luar negeri. Sejak dibuka pukul 08.00 WIB, ribuan pengungjung langsung menyerbu arena. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Pasar Seni ITB Indra Audi Priatna, pengunjung Pasar Seni ke-10 kali ini diperkirakan mencapai 200 ribu orang.
Saya bersama istri pergi ke Bandung khusus untuk berkunjung ke Pasar Seni ITB ini. Kalau biasanya ke Bandung jalan-jalan, kali ini sekadar melihat teman-teman seniman memamerkan karya mereka. Tak heran ke Bandung kali ini tidak naik mobil, tetapi naik kereta api dan travel pulang-pergi. Alhamdulillah, tidak nyesel, euy.
Yang jualan ini bukan alumni ITB, lho, tetapi pedagang kaki lima yang memanfaatkan Pasar Seni ITB untuk mengais rezeki di luar kampus ITB. Habis mereka pasti nggak akan kuat bayar stand yang konon harganya mencapai 2 juta per 10 jam.
"Pasar seni ITB ke 10, pada 10-10-10, di ITB jalan Ganesha No. 10 dan hanya berlangsung 10 jam saja,” ungkap Maharani. Tahu dong mengapa menggunakan angka “10”? Sebab tanggal berlangsung Pasar Seni ITB ini bertepatan dengan tanggal, bulan dan tahun yang bernomor “10”, yakni 10 dibulan 10 dan tahun 2010.
Salah satu yang menyedot perhatian adalah potongan Patung 3 Mojang karya I Nyoman Nuarta. Patung ini ditempatkan di depan pintu masuk ITB. Masing-masing mojang terpisah satu sama lain. Bahkan tangan mereka dipisahkan dari badan dan dibiarkan tergolek di aspal.
Di samping Patung 3 Mojang yang terbuat dari logam itu, ada spanduk besar yang berisi surat-surat dari Walikota Bekasi yang meminta perumahan Kota Harapan Indah Bekasi menurunkan Patung 3 Mojang itu pada Juni 2010 lalu, karena diprotes oleh Front Pembela Islam (FPI). Ada pula foto-foto pada saat patung ini didirikan di tengah perumahan itu dan saat pembongkaran.
all photos copyright by Brill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar