Terserah Anda mau bilang norak, udik, atau kampungan. Namun memang kenyataannya begitu. Bahwa saya baru sekali lagi naik kereta api untuk perjalanan yang relatif jauh, yakni ke Semarang, Jawa Tengah. Kereta api yang saya tumpangi ini bernama Agro Muria.
Saya terakhir kali naik kereta diperkirakan puluhan abad sebelum masehi. Maksudnya cukup lama benget gitu, lho. Ya, barangkali kalo dihitung ada kira-kira duapuluh tahun lalu deh. Kalo naik kereta Jabotabek mah relatif sering. Lho memang apa bedanya kereta api Jabotabek sama Agro Muria? Ya, jelas beda dong!
Foto kereta: google.
Memang sama-sama kereta api yang terbuat dari besi. Tetapi kereta api Jabotabek itu adalah kereta api jarak pendek, yakni cuma mentok sampai Bogor. Waktu tempuh kereta api ini lebih kurang 1 jam lebih. Sedangkan Agro Muria adalah kereta api jarak jauh yang memakan waktu sekitar sembilan jam. Bener nggak ya sembilan jam? Ah, pokoknya berangkat jam 7.30 wib sampai di stasiun kereta api Tawang, Semarang pukul 3.30 wib.
Lay out kereta api Jabotabek dan Agro Muria pun nggak sama. Bangku kereta Jabotabek memanjang dan penumpang yang duduk saling hadap-hadapan. Sementara bangku Agro Muria menghadap ke arah yang dituju. Harap maklum, kalo bangku kereta api jarak panjang disamakan dengan jarak pendek, penumpang pasti nggak akan nyaman.
Kok naik kereta api? Kenapa nggak naik pesawat aja ke Semarang? Jawaban yang paling mudah adalah irit ongkos! Coba bandingkan, dengan mengeluarkan ongkos 250 ribu perak, Anda bisa sampai ke Semarang. Terserah mau turun di stasiun Poncol atau Tawang di Semarang itu. Sedangkan ongkos pesawat, bisa 800-an ribu perak. Pada saat ngecek harga tiket sebelum berangkat ke Semarang kemarin, tarif Lion nggak jauh beda dengan Garuda.
Sambil menarik kursi ke belakang dan kaki di selonjorkan Di pesawat nggak mungkin seperti ini, kecuali di bussiness class.
Itu tadi kalo kita bicara soal hitung-hitungan irit ongkos. Sekarang bagaimana dengan waktu tempuh? Nah, di atas kertas, Anda pasti langsung bisa menjawab: “Pasti pesawat lebih cepat lah yau!”. Jawaban Anda 100% benar. Dengan naik pesawat, dari Bandara Udara Soekarno-Hatta ke Semarang cuma ditempuh dengan waktu 45 menit. Jauh banget dibanding naik kereta api yang memakan waktu 9 jam. Namun jangan salah, seringkali fakta di lapangan belum tidak seperti itu. Nggak percaya?
Mari kira hitung-hitungan lagi. Berapa lama waktu Anda harus berangkat sebelum pesawat take off? Oleh karena jalan menuju Bandara Soekarno-Hatta tida dapat diprediksi, maka agar mengindar kemacetan biasanya kita berangkat dua jam, at least 1,5 jam sebelum jadwal keberangkatan. Di bandara kita harus melakukan boarding terlebih dahulu. Kelar boarding, baru deh kita menunggu pesawat. Itu belum ditambah dengan masalah delay yang sering terjadi di airline kita ini. Kira-kira total waktu tempuh ke daerah tujuan –misalnya Semarang- tidak benar-benar 100% 45 menit, tetapi beberapa jam.
Kaca jendela yang pecah gara-gara ditimpuk penduduk yang dilewati oleh kereta (foto kiri) dan restorasi (foto kanan).
Pulang pergi naik kereta api, nggak pernah delay. Di tiket pergi, tertera pukul 07.30 wib, ya pukul segitu kereta sudah bergerak dari Gambir menuju ke Semarang. Begitu pula pulangnya, yakni tepat waktu pukul 05.30 wib berangkat dari stasiun Tawang menuju Gambir, Jakarta.
Setelah bertahun-tahun nggak naik kereta, waktu tempuh itu jadi nggak terasa lagi dengan kenyamanan di dalam gerbong kereta api. Bayangan saya, kereta api itu sumpek, pengap, panas, ya pokoknya kayak kereta api Jabotabek kelas ekonomi yang penuh manusia. Sebenarnya sekarang ini bukan cuma kelas ekonomi yang penuh, di kelas AC, kereta Jabotabek juga penuh banget.
Ternyata bayangan saya salah besar. Agro Muria nyaman banget, bo! Jarak antarkursi cukup jauh, nggak kayak pesawat. Kaki kita bisa diluruskan ke depan. Bahasa slank-nya selonjoran. Apalagi kalo di depan kita nggak ada orang, kursi di depan kita itu bisa diputar, sehingga kaki kita bisa dinaikkan ke atas bangku. Wih! Muanteb banget, dah! Nah, kenikmatan kayak begini nggak mungkin didapat kalo naik pesawat.
Sambil selonjoran, kita bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. Mulai dari pemandangan gubuk-gubuk yang tumbuh liar di sekitar rel kereta api, sampai melihat hamparan pohon tembakau yang ada di daerah Kediri, Jawa Tengah. Tidak cuma itu, kita juga sempat diperlihatkan pegunungan yang dikelilingi hutan dan lautan yang luas ketika rel kereta api kita persis berada di pinggir laut Pantura.
Sepertinya, kereta api akan kembali menjadi bagian dari perjalanan saya ke daerah-daerah, terutama masih di sekitar Jawa. Tentu saya nggak mungkin akan meninggalkan pesawat. Namun setelah puluhan tahun nggak naik kereta dengan jarak jauh, ternyata naik kereta api model Agro Muria ini betul-betul nikmat juga.
all photos copyright by Brill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar