Senin, 16 Mei 2016

BANDARA YANG BELUM KELAR & NYARI MOBIL RENTAL

Oh iya sobat, sebelum lebih jauh bercerita soal perjalanan saya ke Pekanbaru, keknya perlu infokan soal bandara tempat mendaratkan pesawat +Citilink saya dan para penumpang lain di Pekanbaru. Nama bandaranya adalah Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II yang terletak di kota Pekanbaru. Nama Sultan Syarif yang menjadi nama bandara ini tak lain adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia asal Riau.

Sebelumnya, bandara seluas 32,21 hektar ini bernama Simpang Tiga. Saat PON XVII (2012) akan berlangsung, bandara ini diperluas, sehingga dapat menampung beberapa pesawat. Meski baru dan diperluas, namun pekerjaan belumlah selesai. Masih banyak fasilitas yang belum sempat dibangun di bandara ini sejak 2012. Pembangun terhenti akibat Gubernur Riau yang membangun bandara ini di-KPK-kan. 



Pas tiba di bandara, saya belum nge-booked mobil rental. Jadi bisa seperti biasa, saya bergeriliya buat nyari mobil rental. Salahnya saya, pas mau ke Pekanbaru, saya nggak sempat nge-gugling tempat penyewaan mobil. Saya cuma exciting nyari objek wisata buat dijelajahi. So, saya nggak punya nomer rental, plus blank sama sekali harga sewa mobil di Pekanbaru.

Bak reporter investigasi, saya pun tanya sana-sini. Tanya ke Satpam, pun ke OB. Mereka nggak ngerti. Yang mereka anjurkan saya diminta naik taksi bandara. Dalam hati saya, "Kalo cuma naik taksi trus jalan, dari tadi saya udah bisa lakukan. Nggak perlu nanya elu!" Tapi saya nggak mungkin sekasar itu. Masa Backpacker KW #2 baik hati dan nggak sombong kek saya ini kasar sih? :))

Tuhan Maha Tahu. Pas saya kasak kusuk nanya, ada seorang yang nyamperin saya. Dia adalah Tukang Ojek. Dari Tukang Ojek inilah akhirnya saya mendapat mobil rental.

"Harga segitu kemahalam, Pak. Dia ngambil terlalu banyak," jelas Driver mobil rental yang saya tumpangi.

"Wah, saya nggak tahu kalo segitu kemahalan. Jadi harga kalo langsung dengan Abang berapa?" tanya saya.

Akhirnya dia menyebutkan harga, yang lebih murah 100 ribu perak dibanding harga dengan si Tukang Ojek. Saya maklum kalo via Tukang Ojek mahal. Dia sudah jadi perantara dan pasti akan ngambil fee dari hasil pekerjaannya.

"Yasutralah, ini pengelaman pertama saya..." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar